Manfaat madu bagi kesehatan – “Dari perut lebah keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya. Di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia” (QS An-Nahl:69)
Ayat di atas adalah suatu petunjuk yang bisa dikatakan “petunjuk pertama” yang meyakinkan mengenai khasiat madu sebagai obat. Sejalan dengan peradaban yang terus berjala dan ilmu pengetahuan yang berkembang, pelupor ilmu kedokteran Ibnu Sina bernasihat, “Jika engkau ingin tetap sehat, minumlah madu setiap hari.”
Bangsa Mesir kuno memanfaatkan madu untuk mengobati luka bakar dan luka akibat tusukan benda tajam. Studi mengenai khasiat madu sebagai obat tidak pernah berhenti dilakukan ilmuwan di seluruh penjuru dunia. Semakin lama semakin banyak fakta yang mengungkap peran penting madu sebagai obat, sebagai antibakteri, atau sebagai penyembuh.
Madu sangat kuat menaklukkan kuman sehingga tak ada satu kuman pun yang sanggup berhadapan dengan madu. SEbagai suatu senyawa dari dua jenis monosakarida jenuh, gerakan air dalam madu yang kental berlangsung lambat sebagian besar molekul air bersatu dengan gula hanya sedikit tempat untuk mikroorganisme sehingga madu bukan medium yang baik untuk perkembangan mikroorganisme.
Berbeda dengan hidrogen peroksida dalam obat kimia, umumnya volume madu hanya sebesar 3% dengan konsentrasi 1 mmol/1. Zat besi dalam madu mengoksidasi radikal bebas dalam oksigen yang dilepaskan oleh hidrogen peroksida. Jika digunakan sebagai salep (misalnya untuk mengoles luka) hidrogen peroksida dihasilkan dari madu yang mengencer dan cairan tubuh. Hasilnya, hidrogen peroksida dilepaskan secara perlahan dan berperan sebagai antiseptik. Berbeda pula dengan khasiat hidrogen peroksida 3% dalam obat kimia, pelepasan secara perlahan hidrogen peroksida dari madu yang dioleskan pada luka tidak merusak jaringan sekitarnya.
Didalam madu terjadi unsur oksidasi yang membuat proses penguraian gula didalam darah menjadi lebih mudah sehingga kadar gula tidak meningkat. Madu yang kaya vitamin B1, B5 dan C serta 100 unsur lainnya sangat diperlukan pada penderita diabetes. Dalam hal menyembuhkan luka mengoleskan madu adalah alternatif terbaik mengobati borok yang sulit disembuhkan pada penderita diabetes, terlebih jika penderita diabetes tidak cocok menggunakan antibiotik.
Kadar pH madu biasanya berkisar 3,2 sampai 4,5 tingkat pH yang relatif asam ini mencegah pertumbuhan aneka bakteri. Karena pH madu berbeda pada kisaran 3,2 – 4,5 keasaman madu adalah faktor signifikan yang menyebabkan madu bersifat antibakteri. Sifat antibakteri madu membantu mengatasi infeksi pada luka sedangkan aksi antiinflamasinya dapat mengurai nyeri serta meningkatkan sirkulasi yang berpengaruh pada proses penyembuhan. Madu juga merangsang tumbuhnya jaringan baru, mempercepat penyembuhan dan mengurangi timbulny perut atau bekas luka pada kulit.
Antioksidan yang terkandung dalam madu diyakini dapat mengurangi kerusakan usus pada peradangan usus besar. Lebih jauh lagi sejumlah studi mengungkapkan madu berperan efektif dalam meningkatkan populasi bakteri probiotik di dalam usus sehingga meningkatkan sistem kekebalam tubuh, memperbaiki pencernaan, berkadar kolesterol rendah dan mencegah kanker usus.
Madu memiliki kekuatan menyembuhkan luar biasasudah lama manusia memanfaatkan madu untuk menatasi luka bakar, menjaga stamina atau meningkatkan gairah. Khasiat setiap jenis medu bisa saja berbeda tetapi semua jenis madu pasti mengandung antioksidan, seperti vitamin E dan Vitamin C yang kadarnya sama. Antioksidan tersebut diyakini sangat berpotensi mencegah kanker dan penyakit jantung.
Kandungan gizi dalam madu yang terdiri dari asam amino, karbohidrat, protein serta beberapa jenis vitamin dan mineral adalah zat gizi yang mudah diserap sel-sel tubuh. Asam amino bebas dalam madu mampu membantu menyembuhkan penyakit juga sebagai bahan pembentukan neurotransmiter atau senyawa yang berperan dalam mengoptimalkan fungsi otak. Madu juga mengandung antibiotik yang berguna untuk mengalahkan kuman patogen penyebab penyakit infeksi. Madu dipercaya bisa mengurangi bau badan, mengobati bengkak dan luka gores sekaligus mencegah luka melekat pada perban. Setetes madu pada mata dapat mengobati radang selaput mata (conjunctivitis).
Hasil penelitian ilmiah terapi madu
- Pengobatan borok
Jennifer Eddy profesor dari University of Wisconsin School Medicine and Public Health menerapkan terapi madu pada seorang penderita diabetes yang jari kakinya terkena borokdan harus diamputasi. Dalam waktu 6 hingga 12 bulan pengobatan dengan madu boroknya tersebut sembuh. Dua tahun berikutnya dia sembuh total. Madu terbukti mampu mengalahkan bakteri streptococcus pemangsa daging serta staphylococcus aureus (MRSA) yang juga bisa menghancurkan daging.
- Mengobati luka bakar
Untuk membandingkan efektivitas terapi madu dan salep Perak Sulfaziadine (SSD) untuk luka bakar dilakukan penelitian terhadap 120 pasien luka bakar dan 25 orang sehat untuk pembanding. Luka bakar pada 60 pasien diterapi oleh madu sedangkan 60 orang lainnya diberi salep Perak Sulfaziadine. Derajat luka bakar bervariasi 10% – 60% permukaan tubuh semua sampel darah responden diperiksa pada saat mulai dirawat dan seminggu sekali 3 minggu perawatan rumah sakit. Sampel darah diambil untuk analisa biokimia terhadap serum LPP (lipid peroksida), asam urat (UA) dan ceruloplasma (CLP).
Hasilnya selama perawatan terlihat penurunan LPP pada semua pasien yang menggunakan salep SSD dan terapi madu. Laju penurunan serum LPP pada pasien yang diterapi oleh madu lebih ceoat dari pada pasien yang diobati dengan salep SSD. SEmentera itu rata-rata serum UA menurun baik pada pasien SSD maupun pasien yang di terapi madu. Madu yang dalam pengobatan india, ayurveda disebut “nektar untuk kehidupan” sejal lama dipakai untuk mengobati luka bakar. Penyembuhan dengan terapi madu tidak hanya lebih cepat bahkan tidak meninggalkan bekas. Dengan demikian hasil analisis biokimia dalam kasus penyembuhan luka bakar menunjukkan bahwa madu tidak hanya menyembuhkan lebih cepat, tetapi lebih baik karena fruktosa dalam madu meningkatkan nutrisi pada luka dan mempercepat proses epithelialisasi. Oleh karena itu terapi madu adalah yang terbaikn untuk mengobati luka bakar. Penelitian di Dr, V.M. Medical Collage Maharashtra, India pada 1988 ini adalah studi paling meyakinkan dalam riset madu untuk mengobati luka bakar.
- Madu bekerja sebagai antibiotik alami yang sanggup mengalahkan bakteri mematikan.
- Madu sangat asam yang tidak cocok untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri.
- Madu mengandung hidrogen peroksida sehingga merupakan antiseptik yang luar biasa.
- Proses osmosis di dalam madu membasmi bakteri.
- Kekentalan madu karena sedikit mengandung air, menghasilkan proses osmosis, menyerap air dari bakteri pada luka dan luka bakar bagaikan spons menyerap air.
- Madu mengeringkan bakteri sehingga sulit tumbuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar