Rabu, 27 November 2013

Perang Email

















































Mungkin rasanya lebih mudah mengatasi konflik dengan email, sebab Anda tidak perlu menghadapi langsung ekspresi marah atau nada kecewa dari lawan bicara Anda. Meskipun bersih dari ekspresi dan emosi, bukan berarti email adalah pilihan yang tepat untuk menyelesaikan konflik. 


  Disebutkan dalam www.psychologytoday.com, bahwa kita lebih banyak mengandalkan informasi non verbal seperti ekspresi wajah, postur tubuh, gestur, dan nada bicara dalam menerjemahkan tindakan orang lain. Kekosongan info saat membaca email tersebut cenderung diisi oleh asumsi dan persepsi dengan skenario terburuk.

Gunakan email saat konflik, jika:
  • Anda membutuhkan berita tertulis yang mencatat interaksi Anda dan lawan bicara.
  • Anda menghadapi konflik dengan tingkat emosi yang cukup rendah.
  • Anda perlu mengatur janji telepon, pertemuan atau rapat lanjutan untuk membicarakan masalah tersebut secara langsung. 
Jangan gunakan email saat konflik, jika:
  • Anda belum pernah bertemu muka dengan lawan bicara Anda.
  • Anda menghadapi konflik dengan tingkat emosi yang tinggi.
  • email tersebut sudah saling berbalas lebih dari tiga kali. Itu artinya masalah tersebut terlalu kompleks untuk dibicarakan hanya via email. 
Pikir kembali sebelum menekan tombol “kirim”. 
  • Jangan tanya kenapa seseorang tidak menjawab email (dengan tata krama tertentu), intentions are invisible. Dapatkan lebih banyak informasi.
  • Monitor emosi Anda. Jika Anda terpicu emosi, jangan segera membalas email tersebut. Anda bisa menyesal begitu emosi mereda dan email sudah terkirim. 
  • Buat draft balasan email Anda. Minta orang lain menilai draft tersebut, atau baca kembali setelah emosi Anda mereda sebelum mengirimkannya. 
  • Jika isi email tersebut panjang hingga memenuhi layar monitor Anda, angkat telepon dan bicara langsung dengan orang yang bersangkutan.
  • Hati-hati dengan 'CC' dan pesan yang mereka kirimkan. Ini berarti Anda menilai orang yang bersangkutan di depan bos dan kolega. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar