Karena usaha kerasnya, kata-kata seperti Cermin Tarsah, Pelahap Maut, darah Lumpur, dan berbagai istilah Harry Potter lainnya, sampai ke kita dengan baik.
Setelah 6 tahun berperang melawan kanker, akhirnya Listiana Srisanti meninggal dunia hari Kamis, 24 Juni 2010, di Bandung. Listiana nggak cuma berjasa dalam menerjemahkan Harry Potter sehingga kita bisa membacanya, lho. Tapi beliau jugalah yang mengusulkan agar Harry Potter diperkenalkan kepada pembaca Indonesia. Bahkan beliau menerjemahkannya secara gratis! Semua karena kecintaannya pada buku, dan pembacanya.
Setelah divonis mengidap kanker Ovarium sejak tahun 2004, Listiana harus berjuang keras melawan penyakitnya. Pada saat yang bersamaan, ia berusaha menerjemahkan Harry Potter ke-6 dan ke-7. Malah, buku ke-7 Harry Potter hampir nggak jadi diterjemahkan oleh beliau akibat kondisinya yang semakin memburuk.
Listiana memang bukan sembarang penerjemah. Sebelumnya beliau mejabat sebagai Manajer Fiksi sebuah penerbitan buku besar, dan jadi salah satu penentu buku-buku apa saja yang dipilih untuk diterjemahkan. Jadi sedikit banyak, kita bisa menemukan dan membaca buku-buku yang kita sukai adalah karena jasanya. Sedih memang karena harus kehilangan beliau. Tapi bagaimanapun, selamat jalan Listiana, beristirahatlah dengan tenang.
Setelah 6 tahun berperang melawan kanker, akhirnya Listiana Srisanti meninggal dunia hari Kamis, 24 Juni 2010, di Bandung. Listiana nggak cuma berjasa dalam menerjemahkan Harry Potter sehingga kita bisa membacanya, lho. Tapi beliau jugalah yang mengusulkan agar Harry Potter diperkenalkan kepada pembaca Indonesia. Bahkan beliau menerjemahkannya secara gratis! Semua karena kecintaannya pada buku, dan pembacanya.
Setelah divonis mengidap kanker Ovarium sejak tahun 2004, Listiana harus berjuang keras melawan penyakitnya. Pada saat yang bersamaan, ia berusaha menerjemahkan Harry Potter ke-6 dan ke-7. Malah, buku ke-7 Harry Potter hampir nggak jadi diterjemahkan oleh beliau akibat kondisinya yang semakin memburuk.
Listiana memang bukan sembarang penerjemah. Sebelumnya beliau mejabat sebagai Manajer Fiksi sebuah penerbitan buku besar, dan jadi salah satu penentu buku-buku apa saja yang dipilih untuk diterjemahkan. Jadi sedikit banyak, kita bisa menemukan dan membaca buku-buku yang kita sukai adalah karena jasanya. Sedih memang karena harus kehilangan beliau. Tapi bagaimanapun, selamat jalan Listiana, beristirahatlah dengan tenang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar